Pertemuan 8
Mempengaruhi
Sikap dan Perilaku
Menurut
Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk
bereaksi (disposition to react) secara positif
(favorably) atau secara negatif (unfavorably) terhadap obyek – obyek
tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa
sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional,
emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.
Proses
belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu
membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang
dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
adalah:
1.
Pengalaman Pribadi
Untuk dapat
menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan
yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan
emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
2.
Kebudayaan. B.F. Skinner
(dalam,
Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam
membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku
yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran)
yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku
tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.
3. Orang Lain
Yang Di anggap Penting
Pada
umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang
dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan
untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
4. Media Massa
Sebagai
sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi
baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut,
apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai
sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
5. Institusi
Pendidikan dan Agama
Sebagai
suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam
pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep
moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara
sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan
dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
6. Faktor Emosi Dalam Diri
Tidak semua
bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi
seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera
berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap
yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari
oleh faktor emosional adalah prasangka.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar